Perkebunan adalah lahan pertanian yang luas yang didedikasikan untuk memproduksi tanaman tertentu dalam skala besar. Perkebunan yang luas ini sering kali berfungsi sebagai jalur kehidupan ekonomi bagi wilayah yang ditinggalinya, menghasilkan pendapatan dan peluang kerja yang besar sekaligus berkontribusi terhadap pasar global. Dari perkebunan kelapa sawit di Asia Tenggara hingga ladang tebu di Brasil, raksasa pertanian ini memiliki sejarah yang menarik dan memainkan peran penting dalam membentuk ekonomi negara masing-masing. Di bawah ini, kami menjelajahi 6 perkebunan terbesar di dunia, menyoroti skala, dampak, dan kisah uniknya.
1: Perkebunan Felda Global Ventures (FGV), Malaysia – 4,6 Juta Hektar
Perkebunan FGV di Malaysia merupakan perkebunan kelapa sawit terbesar di dunia, yang luasnya mencapai 4,6 juta hektar. Dikelola oleh Felda Global Ventures, perkebunan ini menghasilkan minyak sawit, bahan utama dalam berbagai barang konsumsi, termasuk makanan, kosmetik, dan biofuel.
Berlokasi terutama di Malaysia dan Indonesia, perkebunan FGV merupakan bagian penting dari industri minyak kelapa sawit global, yang memberikan kontribusi signifikan terhadap PDB Malaysia. Meskipun ada kontroversi seputar penggundulan hutan dan praktik ketenagakerjaan, perusahaan tersebut telah membuat langkah maju dalam pertanian berkelanjutan. Anekdot dari penduduk setempat menceritakan tentang masyarakat yang berubah sebagai akibat dari pembangunan terkait perkebunan, yang menunjukkan manfaat dan tantangan pertanian skala besar.
2: Perkebunan Sime Darby, Malaysia – 3,2 Juta Acre
Sime Darby Plantation, perusahaan besar Malaysia lainnya, memiliki lahan seluas 3,2 juta hektar dan berfokus pada produksi minyak kelapa sawit. Dikenal karena fasilitas penelitiannya yang canggih, Sime Darby telah memelopori inovasi dalam budidaya minyak kelapa sawit, termasuk praktik yang lebih efisien dan berkelanjutan.
Dengan sejarah yang dimulai sejak abad ke-19, perkebunan ini telah memainkan peran penting dalam pengembangan pertanian Malaysia. Warisannya meliputi upaya untuk mengurangi kerusakan lingkungan melalui program reboisasi dan kemitraan dengan organisasi konservasi.
3: Indofood Agri Resources, Indonesia – 2,4 Juta Hektar
Berlokasi di Indonesia, Indofood Agri Resources mengelola 2,4 juta hektar perkebunan yang didedikasikan untuk memproduksi minyak kelapa sawit, gula, dan karet. Sebagai bagian dari Salim Group, perkebunan ini telah menjadi andalan ekspor pertanian Indonesia.
Peran perkebunan dalam mendukung ekonomi lokal sangatlah penting, menyediakan ribuan lapangan pekerjaan dan mendorong pembangunan daerah. Catatan sejarah menggambarkan evolusi perkebunan dari awal yang sederhana hingga skalanya saat ini, yang menunjukkan pertumbuhan Indonesia sebagai pusat pertanian.
4: Perkebunan Kakao Internasional Olam, Pantai Gading – 1,5 Juta Hektar
Perkebunan Kakao Internasional Olam di Pantai Gading mencakup lahan seluas 1,5 juta hektar, menjadikannya perkebunan kakao terbesar di dunia. Sebagai salah satu pemasok biji kakao terkemuka, perkebunan ini memainkan peran penting dalam produksi cokelat global.
Terletak di Afrika Barat, perkebunan ini kaya akan sejarah dan budaya, dengan kisah-kisah lokal yang menekankan pentingnya pertanian kakao bagi warisan Pantai Gading. Upaya untuk memerangi pekerja anak dan meningkatkan kesejahteraan pekerja menyoroti kompleksitas pengelolaan operasi besar seperti itu.
5: Perkebunan Nanas Great Giant, Indonesia – 1,4 Juta Hektar
Great Giant Pineapple Plantation di Indonesia mencakup lahan seluas 1,4 juta hektar dan merupakan perkebunan nanas terbesar di dunia. Nanas segar dan produk olahan nanasnya diekspor ke seluruh dunia, menjadikannya pemimpin dalam industri buah.
Fokus perkebunan pada keberlanjutan terbukti dari penggunaan energi terbarukan dan praktik tanpa limbah. Cerita-cerita lokal menceritakan bagaimana perkebunan tersebut mengubah masyarakat pedesaan, menyediakan fasilitas pendidikan dan perawatan kesehatan bagi para pekerja dan keluarga mereka.
6: Perkebunan Socfin, Afrika dan Asia – 1,3 Juta Hektar
Perkebunan Socfin beroperasi di berbagai negara di Afrika dan Asia, mengelola 1,3 juta hektar lahan untuk produksi minyak kelapa sawit dan karet. Didirikan lebih dari satu abad yang lalu, Socfin memiliki sejarah panjang yang terkait dengan ekonomi kolonial dan pascakolonial.